MENANGKAL IDEOLOGI ASING

28 May 2017 - 09:05
(Oleh: DR. Dra. Benedicta J. Mokalu, MSi / Sosiolog Unsrat)

(Oleh: DR. Dra. Benedicta J. Mokalu, MSi / Sosiolog Unsrat)

Ideologi asing secara massif hidup dan bertumbuh di negeri ini sesuai selera dan kepentingan masing-masing. Indonesia dikenal sebagai lahan paling subur, tempat bersemai rupa-rupa ideology yang justru bertentangan dengan ideology bangsa. Hanya saja kehadiran mereka sejak awal hampir tidak bisa terdeteksi karena penyamarannya sangat apik dengan berlindung di balik nama agama.
Orang-orang muda yang berada  di kampus telah menjadi sasaran empuk perekrutan dan penyebaran idologi tersebut. Kita  dibuat terperangah ternyata faham radikal menyusup sampai ke anak-anak tingkat SD dan Sekolah Lanjutan.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat berbicara dalam diskusi panel terkait ketahanan nasional di gedung Urip Sumoharjo, Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu (24/5/2017), bahwa seluruh elemen masyarakat perlu memiliki wawasan kebangsaan yang kuat agar tidak mudah terpengaruh dengan penyebaran ideologi asing.
Sehubungan dengan ajakan Menteri Pertahaann Ryamizard Ryacudu,maka sebenarnya ada beberapa masalah yang jadi pokok pembicaraan sepanjang diskusi ini,terutama: (1) Kaum muda jadi sasaran penyebaran ideology asing (2) Membangun ketahanan mental kaum muda sehingga mampu menangkal hoax (3) Pemahaman kaum muda bahwa ketahanan bangsa tak terpisahan dari kualitas integritas,dan inteligensia setiap orang.  Secara singkat hasil perbincangan ini bermuara pada beberapa aspek,di antaranya:
1.    Tingkatkan kualitas dan karakter kepribadian kaum muda,mengingat  masih sangat labil sehingga rentan dengan semua godaan jaman. Oleh karena itu,peran semua pihak masih sangat diperlukan, terutama dunia pendidikan,pemerintah,keluarga dan lingkungan masyarakat. Kehadiran semua pihak yang berkompoten dengan masa depan kaum muda ini,tidak hanya sekedar basa basi saja,melainkan terlebih untuk melakukan program – program terpadu berupa program Cinta Tanah Air atau program sejenis lainnya.  Sasaran dari program ini adalah agar kaum muda pada saatnya nanti memiliki kualitas Sumberdaya Manusia sebagai pemenang dalam jaman global.
Sebagai sebuah catatan yang harus diberi perhatian bahwa orang muda sejatinya belum punya kemampuan untuk memberdayakan dirinya sendiri sehingga harus dibantu. “Ingat orang miskin lebih muda terprovokasi ketimbang orang yang berpunya.” Namun,semua bentuk bantuan itu harus mengarahkan kamu muda pada kemandrian ekonomi,dan penciptaan lapangan kerja. Sehingga tidak akan pernah terjadi di mana semua jenis bantuan yang diberikan hanya akan menciptakan semakin banyak kaum muda yang menggantungkan diri akan masa depannya pada bantuan pemerintah.
2.    Menangkal Hoax. Salah satu ciri khas orang cerdas itu adalah kemampuan memilah semua informasi yang diterimanya sebagai benar atau salah dan baik atau buruk. Harus diakui bahwa kualitas manusia kita masih kalah jauh, belum sebanding dengan kecerdasan Medsos yang diketahui sebagai media primadona dari hoax.  Serangan hoax merupakan mimpi buruk bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Sekalipun semua kita mengakui bahwa hoax atau kebiasaan bohong merupakan warisan dari jaman ke jaman,hingga kini.  Kalaupun saat ini ada upaya memerangi hoax adalah pertanda baik adanya. Namun, bersamaan waktu kita harus akui bahwa inilah tantangan untuk membangun kembali budaya cerdas agar setiap orang hanya percaya terhadap sebuah informasi atas dasar fakta dan data-data yang benar. Sekali lagi kami harus katakan bahwa perubahan kebiasaan dari irasional menjadi rasional bagi masyarakat kita bukan perkara muda.Tetapi jika niat baik memberi informasi yang benar secara berkesinambungan kepada masyarakat,niscaya setiap orang pasti mampu bedakan berita benar atau bohong.
3.    Memberikan pencerahan bagi kaum muda sehingga memiliki pengetahuan yang cukup agar mereka mampu menempatkan diri sendiri sesuai dengan situasi dan kondisi. Bahkan sudah saatnya kaum muda diberi ruang untuk terlibat secara langsung dalam semua proses  mengatasi semua masalah sosial. Selama ini terkesan dengan berbagai alasan orang muda masih ditempatkan sebagai makluk nomor terakhir dalam setiap pengambilan keputusan yang berharga bagi kesinambungan bangsa ini. Kini sudah saatnya perlakukan kaum muda tidak hanya sebatas penonton saja,tetapi terlebih sebagai subyek dari pembangunan itu sendiri,bahkan sebagai pihak yang ada paling terdepan.
Menangkal ideology asing bukan perkara sulit bagi bangsa Indonesia,karena bangsa ini sesungguhnya sudah sangat teruji. Hanya saja yang dibutuhkan adalah semua pihak harus lebih cerdas, dan lebih pintar sehingga tidak mudah terprovokasi dengan berita-berita palsu. Untuk itu pemerintah harus tertibkan Medsos dengan memberi sangsi berat bagi penyebar hoax sebagai sarana penyebaran paham radikalisme. Bersamaan waktu mengajak semua warga bangsa ini agar wawasan kebangsaan yang terkandung dalam prinsip nasionalisme dan bela negara harus diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Secara khusus sebuah ajakan bagi kaum intelektual muda agar menangkal ideology asing tidak hanya sebatas retorika, namun mengupayakannya melalui kesadaran untuk mengembangkan potensi sumber daya nasional.

Bagikan :

KOMENTAR