Terduga Pelaku Penikaman di Desa Pulutan Rainis Ditangkap PolisiDilaporkan Warga Girian Bawah, 2 Pria Bawa Sajam Ditangkap PolisiPelaku Panah Wayer di Girian Weru Ditangkap Tim Resmob Polres BitungPolda Sulut Salurkan 200 Paket Sembako dan Pemeriksaan Kesehatan di Girian Permai, ini Kata Habib AbdullahPolsek Malalayang Gandeng TNI dan Reskom Gelar Patroli Sikat Pemabuk JalananJaga Keamanan Malam Akhir Pekan, Polsek Bunaken Lakukan KRYDSatsamapta Polresta Manado Gelar Patroli Presisi di Kawasan MegamasPatroli Satsamapta Polresta Manado Jaga Keamanan Ibadah di GMIM SolagratiaPolresta Manado Amankan Terduga Pelaku Pembawa Senjata Tajam di WoriPolres Minsel dan FKUB Gelar Doa Bersama untuk Kerukunan dan Kondusifitas KamtibmasKapolres Bitung Apresiasi Peran Wartawan dalam Menjaga KamtibmasLagi, Dua Terduga Pelaku Kasus Kinamang Diamankan PolisiPolisi Sahabat Anak di Kota Bitung Sasar 2 LokasiDengan Semangat Melayani, Polda Sulut Gelar Polisi Sahabat Anak di Kota BitungPolres Tomohon Gagas Doa Bersama Ciptakan Daerah yang Aman dan DamaiCuri Sepeda Motor di Tateli, DN Ditangkap Polisi di GorontaloKomunitas Panji Yosua Bersama Polsek Kauditan Jaga Ketenteraman Solat Jumat di Masjid Nurul HudaDihadiri Kapolda, Polresta Manado Gelar Pemeriksaan Kesehatan dan Pembagian 400 Paket SembakoSilaturahmi Kamtibmas, Kapolda Sulut Terima Sejumlah Organisasi Kemasyarakatan, Keagamaan dan AdatPolda Sulut Gelar Syukuran HUT ke-73 PolairudPolres Kotamobagu Perkuat Kesiapan Pengamanan Sambut Nataru di Masa Kampanye Pilpres 2024Wakapolda Sulut Drs. Jan de Fretes, M. M. Resmi Sandang Pangkat Irjen PolPolres Minut Bersama FKUB Gelar Doa Bersama, Jaga Persatuan dan KesatuanPolri, TNI, dan Pemerintah Kota Bitung Gelar Bakti Sosial dan Bakti Kesehatan bagi MasyarakatFKUB Kota Makassar Dukung Ops NCS Polri Wujudkan Pemilu DamaiKabid Humas Polda Sulut Jadi Narasumber FGD Penguatan Lembaga Penyiaran Publik RRI di Wilayah 3TKaroops Hadiri Rakor Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat di Provinsi SulutWakapolri Ajak Masyarakat Ciptakan Pemilu Damai Dengan Kegiatan SosialPolda Sulut Gelar Bakti Kesehatan dan Salurkan 500 Paket Sembako di TondanoPeduli Sesama Warga, Polri Bersama TNI Gelar Baksos di Kota BitungPolda Sulut Gelar Upacara dan Syukuran HUT ke-52 KorpriDikunjungi Kaops NCS, Gus Yahya Nilai Polri Berhasil Jaga Ketentraman Jelang PemiluBEM Pesantren Seluruh Indonesia: Polri Tak Pernah Mengintervensi Peserta PemiluIMM Yakini Polri Netral Selama Penyelenggaraan PemiluPolda dan FKUB Sulut Gelar Doa Bersama, Ciptakan Sulawesi Utara Aman, Rukun dan DamaiOrganisasi Kemasyarakatan Adat Minahasa dan Organisasi Keagamaan Muslim di Bitung Gelar Deklarasi DamaiKapolri Tekankan Pesan Presiden Jokowi Kepada TarunaGerakan Muda Visioner (GEMUVI): Netralitas Polri Tidak Perlu Dipertanyakan LagiPolsek Tuminting Gelar Minggu Kasih di GPDI KibotosMasuki Pentahapan Kampanye, Polres Kotamobagu Gelar Apel Satgas OMB 2023-2024Polisi Tangkap Dua Tersangka Baru Kasus Bentrokan Dua Kelompok di BitungKomisi III Yakin Komitmen Jajaran Polri Netral Dalam Pemilu 2024Polda Sulut Tahan 7 Tersangka Bentrok di BitungPasca Bentrokan 2 Kelompok di Kota Bitung, Situasi Sudah Kondusif, Kapolda: Jangan Mudah TerprovokasiPolsek Malalayang Gelar Pengamanan Ibadah Jumat di Beberapa Masjid Kota ManadoPatroli Siaga Lampu Biru Polresta Manado, Pantau Arus Lalin di Pertigaan PikatSambut HUT ke-73 Polairud, Polisi Ajak Masyarakat Bersih-bersih di Pesisir Pantai Karangria ManadoKRYD Malam Hari di Depan Mako, Gabungan Personel Polresta Manado Kenai Sanksi Tilang Puluhan Ranmor R2Tindak Tegas Sajam, Polisi Amankan Dua Tersangka di ModoindingAncam Warga karena Ketahuan Mencuri Anjing, Pria ini Ditangkap Tim Resmob Polres BitungSafari Jumat, Polres Minahasa Utara Ajak Warga Hindari HoaksKapolsek Airmadidi Pimpin Patroli Cegah ‘Bagate’ di Dua KecamatanPolsek Airmadidi Gencarkan Patroli Blue LightJelang Pengamanan Kampanye Pemilu, Kapolres Bolmong Selatan Cek Perlengkapan dan Kendaraan DinasJaga Kebugaran dan Kekompakan, Polda Sulut Gelar Olahraga BersamaSatsamapta Polresta Manado Gencarkan Patroli “Silau Mata” Demi Keamanan WargaPolres Kotamobagu Jalin Kemitraan dengan Satpam untuk Jaga Kamtibmas KondusifWakapolres Kotamobagu Bersama Tim Saber Pungli Lakukan Studi Komparasi di UPP Kota GorontaloKapolsek Kotamobagu Utara Hadiri Sosialisasi Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa SiaPolresta Manado Gencarkan KRYD Keselamatan BerlalulintasItwasda Polda Sulut Cek Kinerja Satgas OMB Polresta ManadoKapolres Kotamobagu dan Pj. Wali Kota Tinjau Lokasi Rawan Bencana di MongkonaiPolres Tomohon Gelar Rakor Lintas Sektoral Kesiapan Pengamanan PemiluKapolda Sulut Buka Kegiatan Peacekeeper Campaign Tahun 2023Polda Sulut Amankan Tersangka Tindak Pidana Pencucian UangSilaturahmi Kebangsaan Polri Presisi Untuk Negeri, Wakapolri Komjen Agus Andrianto Ingatkan Pentingnya Menjaga PersatuanPNS Polda Sulut Laksanakan Anjangsana dan Bakti Sosial ke 2 Panti Jelang HUT ke-52 KorpriSambut HUT ke-52 Korpri, PNS Polda Sulut Laksanakan Ziarah ke TMP Kairagi ManadoSilaturahmi dengan Kaops NCS Polri, UAS Serukan Masyarakat Jaga Ketertiban Jelang PemiluAs SDM Kapolri Minta Humas Perkuat Cooling System Hingga Jaga Netralitas Pemilu 2024Polsek Maesa Amankan Terduga Pelaku Penganiayaan dengan Senjata Tajam di Bitung TimurPolresta Manado Gencar Lakukan Turjawali demi Ciptakan Kondisi Lalu Lintas Aman dan NyamanKetua Dewan Pers Beberkan Kerawanan Kerja Jurnalis dalam PemiluKadiv Humas: Pengelolaan Media Digital Penting untuk Wujudkan Pemilu DamaiCuri Uang Puluhan Juta dan Handphone di Bitung, Residivis ini Diringkus PolisiPolisi Amankan Terduga Pelaku Pembunuhan di Kakenturan II BitungAksi Curanmor di Matali Terekam CCTV, Terduga Pelaku Diringkus Polres KotamobaguWakapolres Kotamobagu Tegaskan Kehadiran Polisi dalam Menjamin Keamanan MasyarakatPolres Bolaang Mongondow Selatan Terima Hibah Truk Dalmas dari PemkabGelar KRYD, Polsek Mapanget Amankan Balap Liar di Ringroad 2Satsamapta Polresta Manado Lakukan Patroli “Sibulan” di MegamasKapolsek Malalayang Pimpin Patroli KRYD, ini SasarannyaPolsek Pelabuhan Manado Gelar Operasi Cipta Kondisi Malam Akhir PekanKapolsek Tombulu Pimpin Program “Minggu Kasih” di KamangtaJaga Keamanan Ibadah, ini yang Dilakukan Polresta ManadoKlinik Pratama Polres Kotamobagu Raih Predikat Utama Hasil Survey LAFKIPolres Kotamobagu Gelar Acara Kenal Pamit, ini Pesan KapolresKapolres Minsel Atensi Terus Penanganan Kasus Pembunuhan di Kinamang, Begini PenjelasannyaKapolres Minsel Resmikan Kantor Bhayangkari Ranting TareranMabuk dan Bawa Puluhan Butir Obat Keras di Singkil, Pemuda ini Diamankan PolisiKlinik Polres Minut Raih Sertifikat Akreditasi Madya dari LAFKISafari Jumat, Wakapolres Minahasa Utara Ajak Masyarakat untuk Sukseskan Pemilu 2024Ipda Juliana Ajak Pelajar SMP Negeri 4 Tondano Jauhi NarkobaDiduga Lakukan Pencabulan Terhadap Anak di Bitung, Residivis Curanmor ini Ditangkap PolisiSatgas Polri Sudah Tangkap 7.566 Tersangka Kasus NarkobaPolri Naikan Pangkat Setingkat Lebih Tinggi ke-13 PatiPolri-TNI Gelar Patroli dan Sampaikan Imbauan di Pelabuhan ManadoTerima Penghargaan PBB, Briptu Renita Rismayanti: Terima Kasih Pak KapolriSatgas Preventif OMB Polresta Manado Mantapkan Keamanan di Kecamatan BunakenBerbagi Bersama, Keluarga Besar Polsek Mapanget Kunjungi Balai Penyantunan Sosial Lanjut Usia Terlantar Senja Ceria

BERSAMA CEGAH RADIKALISME

26 Sep 2023 - 14:09

Radikalisme (dari bahasa Latin radix yang berarti akar) adalah istilah yang digunakan pada akhir abad ke-18 untuk pendukung Gerakan Radikal. Dalam Wikipedia disebutkan: “Menurut Encyclopedia Britannica, kata “radikal” dalam konteks politik pertama kali digunakan oleh Charles James Fox. Pada tahun 1797, ia mendeklarasikan “reformasi radikal” system pemilihan, sehingga istilah ini digunakan untuk mengidentifikasi pergerakan yang mendukung reformasi parlemen. Dalam sejarah, gerakan yang dimulai di Britania Raya ini meminta reformasi system pemilihan secara radikal. Gerakan ini awalnya menyatakan dirinya sebagai partai kiri jauh yang menentang partai kanan jauh. Begitu “radikalisme” historis mulai terserap dalam perkembangan liberalisme politik, pada abad ke-19 makna istilah radikal di Britania Raya dan Eropa daratan berubah menjadi ideologi liberal yang progresif” (http://id.wikipedia.org/wiki/Radikalisme).

Mengapa radikalisme jadi masalah bagi bangsa Indonesia? Radikalisme dapat mengacu kepada beberapa hal berikut: Ekstremisme, dalam politik berarti tergolong kepada kelompok-kelompok radikal kiri, ekstrem kiri atau ekstrem kanan. Radikalisasi, transformasi dari sikap pasif atau aktivisme kepada sikap yang lebih radikal, revolusioner, ekstrem, atau militan. Sementara istilah “Radikal” biasanya dihubungkan dengan gerakan-gerakan ekstrem kiri.

Di Indonesia radikalisme dipahami lebih sebagai suatu paham yang berlindung dibalik nama agama, mengutamakan pemaksaan kehendak dengan cara-cara kekerasan untuk sebuah perubahan atau pembaharuan social dan politik secara drastis. Padahal dari berbagai literatur tak satu pun penjelasan yang membenarkan bahwa radikalisme tertuju pada suatu ajaran agama tertentu. Sebaliknya, dari sudut pandang keagamaan radikalisme dipandang sebagai paham keagamaan yang berakar pada fondasi agama yang paling mendasar, dan paling mendalam. “Dapat dikatakan bahwa inti dari radikalisme adalah menjalankan ajaran agama secara benar dan konsekwen sambil menghargai perbedaan, bukan pemaksaan dan kekerasan kepada pihak lain. ”Hal ini menegaskan bahwa orang yang menggunakan nama agama untuk sebuah tindakan kekerasan adalah salah, tidak benar karena semua agama tidak mengajarkan kekerasan dalam bentuk apapun. Pemahaman radikalisme salah kaprah akibatnya melahirkan pandangan ‘miring’ terhadap mereka yang sejatinya punya tujuan mulia. Contoh : Mayoritas warga Indonesia menolak terhadap beberapa orang warga Indonesia yang secara pribadi ikut terlibat dalam konflik di negara lain. “Mengapa?” Ada pengalaman pahit ketika para “partisipan” kembali dari medan perang Afgansitan dan Moro di Pilipina Selatan hanya menghasilkan sejumlah teroris kelas wahid yang mengedepankan Boom Bunuh Diri ketimbang dialog cerdas sebagai solusi mengatasi masalah bangsa.

Rentetan peristiwa kekerasan demi kekerasan dari kaum radikal akhirnya menelurkan beberapa pertanyaan refleksi. “Mengapa masih banyak orang Indonesia mau berjuang dengan cara-cara kekerasan? Mengapa orang Indonesia mau berperang sementara warga negara yang sedang berperang mengungsi? Apakah ada motif tersembunyi bagi orang Indonesia? Apakah ketika mereka kembali ke Indonesia tidak melakukan tindakan radikal? Bagaimana cara mereka membersihkan tangan yang sudah terbiasa berlumuran darah?”.

Sekilas radikalisme di Indonesia, menurut Rafik Maeilana, Senin, 01/08/2016, Wahid Institute (WI) mencatat, sedikitnya setengah juta orang pernah terlibat dalam aksi radikalisme di Indonesia. Hal itu berdasarkan hasil survey nasional yang dilakukan, bekerjasama dengan Lembaga Survey Indonesia (LSI) tahun 2016. Direktur WI, Yenny Zannuba Wahid, pada waktu meluncurkan Laporan Hasil Survey Nasional “Potensi Radikalisasi & Intoleransi Sosial–Keagamaan di Kalangan Muslim di Indonesia. ”Data hasil survey cukup mengejutkan, ada kabar buruk tapi ada kabar baik. Kabar buruknya sekitar 0,4 persen dari masyarakat Indonesia pernah melakukan radikalisme. Selanjutnya ada potensi sebesar 11 jutawarga Indonesia yang siap melakukan kegiatan radikalisme. Namun, kabar baiknya dari survey initerdapat, 72 persen masyarakat Indonesia masih menganggap jika demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang paling baik, dan 82 persen masyarakat Indonesia menyatakan Pancasila dan UUD 45 adalah dasar negara terbaik untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.

Mencermati hasil survey Wahid Institute mengingatkan dan membenarkan bahwa konflik SARA merupakan bahaya laten bangsa Indonesia. Artinya, potensi konflik akar rumput masih tetap ada, dan masih ada banyak orang di negeri ini yang memanfaatkan perbedaan untuk kepentingan sesaat. Padahal sebagai bangsa pernah melewati masa-masa pahit, menyaksikan banyak nyawa yang tak berdosa, dan banyak keluarga meratapi kesedihan karena sanak saudaranya sebagai korban bom bunuh diri, dan korban kerusuhan. Mungkin saja sebuah catatan menarik yang patut dicermati, dipahami serta yang selalu harus diingat oleh semua warga bangsa bahwa yang namanya tindakan radikalis dimana pun dan apapun alasan dan tujuan ternyata para korban terbanyak adalah perempuan dan anak-anak, orang-orang yang tak berdosa, mereka yang tak punya kepentingan baik secara langsung maupun secara tidak langsung dengan apa yang disengketakan tersebut.

Radikalisme pada ujungnya selalu berakhir dengan kekerasan yang bermuara pada korban jiwa, dan harta benda dari banyak orang yang tak berdosa. Dalam pandangan sosiologi secara singkat dikatakan bahwa kekerasan dapat timbul karena kondisi-kondisidan proses-proses yang sama, yang menghasilkan perilaku-perilaku social lainnya. Menurut SoerjonoS oekanto (1982), analisis terhadap kondisi-kondisi dan proses-proses tersebut menghasilkan dua kesimpulan, yaitu bahwa terdapat hubungan antara variasi angka kejahatan dengan variasi organisasi-organisasi social tempat kejahatan tersebut terjadi. Tinggi – rendahnya angka kejahatan mempunyai hubungan erat dengan bentuk-bentuk dan organisasi sosial; artinya, kuantitas kejahatan di dalam masyarakat mempunyai hubungan erat dengan kondisi-kondisi dan pertentangan kebudayaan, yang terdiri atas proses beberapa aspek kehidupan manusia di dalam masyarakat, diantaranya: mobilisasi sosial, persaingan dan pertentangan kebudayaan, ideologi politik, ekonomi, kuantitas penduduk, agama, pendapatan dan pekerjaan. Akhirnya, hukum tegas tangkal kekerasan satukan perbedaan, karena tak ada satu pun agama mengajarkan dan membenarkan aktualisasi pemahaman keagamaan dengan cara-cara memaksakan kehendak dengan kekerasan terhadap kelompok dan golongan lain. Benar ajakan humanis Yeni Wahid selaku Koordinator Wahid Foundation bahwa pentingnya penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku aksi kekerasan yang mengatas namakan agama, ‘mereka yang mengadu domba perbedaan,’ serta para penyebar kebencian di muka umum. Korps Bayangkara bersama Pemerintah Daerah merupakan ujung tombak negara untuk memastikan perlindungan kebebasan beragama dan berkeyakinan warga negara. Mari tumbuhkan semangat peduli terhadap sesama, meninggalkan sikap acuh dan individualis, serta hindari ajakan dan ajaran agama yang sembunyi-sembunyi, bujuk rayu pemberian hadiah, dan teristimewa semua orang berani mengatakan “Radikalisme Apa Untungnya.”

Bagikan :

KOMENTAR